22 Jun 2016

Pengawasan Terpadu Membentuk Produk Yang Bermutu

Pengawasan Terpadu membentuk produk yang bermutu

Menciptakan Produk Yang Bermutu

Penting sebuah binis memiliki produk yang berkualitas dan memiliki mutu dengan tujuan supaya bisa menciptakan dan mempertahankan para pelanggan potensial. Dalam hal ini perusahaan harus memiliki suatu sistem terpadu dalam menciptakan produk yang memiliki kualitas baik secara total atau bisa disebut TQM (Total Quality Management). Dalam menerapkan strategi inilah perusahaan akan mampu menciptakan dan menghasilkan produk/jasa yang bermutu sesuai dengan permintaan pasar tujuannya jelas yaitu diarahkan pada tujuan yang sama, terciptanya kepuasan pelanggan.

Cara lain untuk dapat membentuk produk yang bermutu adalah dengan melakukan pengawasan secara terpadu. Untuk pemaparan hal tersebut, maka perlu diurakan asas-asas manajemen pengawasan dan sistem pengawasan.
Dalam melakukan pengawasan, hal yang perlu ditegaskan adalah harus terdapat asas pengawasan yang jelas. Adapun asas pengawasan terdiri asas :
  • Asas sumbangan terhadap tujuan, dalam hal ini pengawasan bertujuan untuk mepermudah pencapaian tujuan.
  • Asas penetapan standar, dalam hal ini dalam rangka efektivitas pengawasan, maka dalam melakukan pengawasan harus terdapat stndar pokok yang jelas dan objektif.
  • Asas penetapan pokok-pokok pengawasan strategis, dalam hal ini pengawasan pada proses-proses kerja.
  • Asas tindakan perbaikan, pengawasan dilakukan dengan tujuan akan dilakukan perbaikan atas penyimpangan yang terjadi.
  • Asas manajemen dengan kekecualian, untuk menelusuri dan menemukan penyimpangan yang potensial dan nyata dari rencana yang telah ditetapkan.
  • Asas keluwesan pengawasan, dalam hal ini untuk dapat dengan cepat mengikuti perubahan yang terjadi.
  • Asas keharmonisan organisasi, pengawasan yang dirancang dengan efisien harus harmonis dengan struktur organisasi.
  • Asas kecocokan pengawasan, dalam hal ini pengawasan dilaksanakan oleh pemegang jabatan yang tepat.
  • Asas tanggung jawab pengawasan, dalam hal ini pelaksanaan harus bertanggung jawab dan untuk itu dilaksanakan oleh jabatan yang secara umum bertanggung jawab atas keberhasilan perusahaan.
  • Asas akuntabilitas pengawasan, dalam hal ini manejer sebagai pelaksana, penanggung jawab atas hasil pengawasan dan hasil perusahaan secara umum.

Keberhasilan pengawasan didalam suatu perusahaan sangat tergantung pada pelaksanaan asas-asas pengawasan tersebut dengan baik.

Artikel terkait: 5 Cara Perancangan Dan Pengembangan Produk

Dalam melakukan pengawasan ada beberapa sistem yang dapat dipilih, yaitu sistim pengawasan untuk tujuan preventif atau untuk perbaikan. Sistem ini dapat dipilih tergantung pada kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan. Jika perusahaan merupakan perusahaan kontraktor, maka sistem pengawasan yang dapat dipilih adalah pengawasan prventif dan tentunya dapat dilakukan pengawasan perbaikan untuk intern perusahaan sendiri, seperti pengawasan keuntungan dan perbaikan bidang lainnya. Untuk pengawasan yang bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang sistem pengawasan yang dapat dipilih adalah sistem pegawasan korektif.

Khusus untuk mutu produk perusahaan, salah satu sistem pengawasan mutu yang dapat dipergunakan adalah pengawasan mutu terpadu. Dalam hal ini terkait dua unsur, yaitu cara pelaksanaannya dan tujuan pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya meliputi konsep, sebagai berikut :
  1. Spesifikasi yang diinginkan.
  2. Produksi untuk memenuhi spesifikasi tersebut.
  3. Inspensi untuk melihat apakah produksi memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
  4. Perbaikan terhadap penyimpangan.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai adalah mempersiapkan dan menyediakan produk yang :
  1. Memuaskan pelanggan.
  2. Memadai.
  3. Dapat diandalkan.
  4. Ekonomi.

Untuk dapat mencapai spesifikasi yang telah ditetapkan, maka perusahaan harus mempersiapkan seluruh sumber daya yang dimiliki. Adapun spesifikasi produk yang akan dicapai oleh perusahaan harus disebarkan pada personalia yng ada, sehingga tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai produk yang akan dibuat.

Bentuk aktualisasi dari konsep diatas adalah perusahaan harus melakukan hal-hal sebagai berikut :

  • Pemilihan mesin, proses dan alat yang mampu membentuk produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
  • Pemilihan perlengkapan untuk pengawasan mutu.
  • Perencanaan arus informasi pepabrikan dan kreteria pengawasan.
  • Perencanaan pengawasan mutu proses.
  • Seleksi dan latihan personalia produksi. Perencanaan aspek-aspek mutu mengenai pengepakan produk dan pengiriman.

Kerja diatas harus diikuti oleh perusahaan yang berkeinginan untuk menghasilkan produk yang bermutu. Tentunya, sesuatu yang telah dipilih, seperti jenis mesin dan peralatan serta cara kerja bukan hanya sekedar melakukan pilihan sederhana, terlebih perusahaan yang membutuhkan investasi yang besar. Untuk melakukan hal tersebut, maka perlu dilakukan analisa investasi dan berbagai analisa lainnya. Singkatnya, untuk pembentukan produk yang bermutu, harus mengacu pada kondisi finansial perusahaan, sehingga kondisi finansial perusahaan tidak terganggu kinerjanya.

Pengertian manajemen produksi

Sebelum memahami konsep pengertian manajemen produksi, terlebih dahulu kita pahami definisi dari produksi. Dalam kegiatan ekonomi terdapat 3 jenis aktivitas utama penggerak roda ekonomi yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Produksi merupakan aktivitas penggunaan sumber daya baik alam maupun manusia untuk meningkatkan daya guna suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor seperti tanah, modal, tenaga kerja, dan kemampuan. Secara sederhana produksi merupakan pengadaan barang atau jasa yang dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya dan jumlah permintaan dari konsumen. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen kemudian didistribusikan kepada konsumen melalui proses-proses tertentu tergantung dari jenis produksinya.

Baca juga: 4 Strategi Produk Dan Cara Menciptakan Peluang Produk

Dengan menggabungkan pengertian manajemen dan produksi, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi memiliki definisi usaha untuk mengatur atau mengkoordinasi suatu kegiatan produksi agar menghasilkan hasil produksi yang berkualitas dan sesuai dengan standard organisasi dalam jangka waktu dan jumlah tertentu. Dalam manajemen produksi, konteks-nya adalah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh tim manajemen produksi dalam sebuah organisasi untuk menghasilkan produk sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut.

Cukup sekian pembahasan yang bisa saya sampaikan. Semoga artikel yang sedikit ini memberikan informasi yang bermanfaat untuk Anda. Jika ada kekurangan saya mohon maaf jika berkenan mau menambahi atau ingin berbagi dengan pengujung yang lain silahkan berkomentar di bawah ini Terimakasih salam sukses untuk kita semua.

Jika Bermanfaat Ayo Bagikan pengalaman Anda Juga di Sini. Terimakasih Salam Sukses :)
EmoticonEmoticon

IBX5B3511E25E8EF