13 Agu 2016

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Karyawan

Pengaruh Kepemimpinan Motivasi Karyawan

Mempertahankan karyawan berkualitas yang diperlukan perusahaan untuk tetap berada di dalam perusahaan bukanlah hal yang mudah. Perusahaan harus melakukan serangkaian cara untuk memelihara karyawan-karyawan tersebut. Memotivasi karyawan untuk bekerja pada tingkat terbaiknya dalam mencapai tujuan perusahaan juga bukanlah hal yang mudah. Faktor kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan karyawan untuk tetap tinggal dan bekerja dengan sebaik-baiknya di dalam suatu perusahaan. Kepemimpinan di dalam suatu organisasi harus diterapkan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan agar mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan dan membuat karyawan enggan pergi ke perusahaan lain.

Kepemimpinan Terhadap Motivasi Karyawan

Pengertian Kepemimpinan

Banyak definisi yang diberikan para ahli mengenai kepemimpinan diantaranya :
Stephen P. Robbins (2001:314) :

“Leadership is the ability to influence a group toward the achievement of goals.

Kepemimpinan adalah suatu kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.

George R. Terry (Hersey, Blanchard, & Johnson, 1996 : 90) :

“Leadership is the activity of influencing people to strive willingly for group objectives.”

Kepemimpinan adalah suatu aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok dengan sukarela.

Robert Tannenbaum, Irving R. Weschler, Fred Massarik (Hersey, Blanchard, & Johnson, 1996 : 90) :

“Leadership is interpersonal influence exercised in a situation and directed through the communication process, toward the attainment of a specified goal or goals.”

Kepemimpinan adalah pengaruh interpersonal yang dijalankan dalam suatu situasi dan ditunjukkan melalui proses komunikasi, untuk menuju pencapaian dari suatu tujuan atau tujuan-tujuan yang spesifik.

Moorhead, Griffin (1995 : 297) :

“Leadership is both a process and a property. As a process, leadership involves the use of non-coercive influence. As a property, leadership is the set of characteristics attributed to someone who is perceived to use influence successfully.”

Kepemimpinan adalah merupakan suatu proses dan suatu sifat. Sebagai suatu proses, kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh yang non-koersif. Sebagai suatu sifat, kepemimpinan adalah suatu set karakteristik yang diatribusikan/dihubungkan kepada seseorang yang dirasa dapat menggunakan pengaruh dengan baik.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi individu-individu lain di dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama pada suatu situasi tertentu. Dengan demikian, proses kepemimpinan meliputi faktor pemimpin, bawahan, dan situasi. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memperhatikan bawahan dan situasi yang dihadapi dalam menjalankan kepemimpinannya.

Artikel terkait: Pengertian Contoh Jenis-jenis Motivasi Kerja Dan Motivasi Karyawan

Pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi Karyawan

Kepemimpinan yang efektif adalah suatu unsur yang amat esensial bagi kesuksesan suatu organisasi. Kepemimpinan yang efektif dapat membuat suatu organisasi tumbuh, berhasil, dan mampu bersaing. Tanpa hal ini, banyak organisasi tidak mampu bertahan. Kesadaran akan hal inilah yang mendasari beberapa teori kepemimpinan modern yang disebut sebagai teori kontingensi keefektifan pemimpin. Teori ini terdiri dari dua tema pokok. Tema pertama yaitu bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang terbaik. Tema kedua yaitu adanya masalah keefektifan pemimpin, bahwa seorang pemimpin harus mengidentifikasikan kondisi-kondisi dan faktor-faktor dalam diri mereka yang menentukan dan sampai sejauh mana, akan mempertinggi kinerja dan kepuasan karyawan. (Greenberg-Baron, 1995:513)

Kepemimpinan tidak terdapat dalam suatu lingkungan yang terisolir. Seorang pemimpin harus menggunakan pengaruhnya pada sekelompok karyawan dalam situasi yang berubah-ubah. Strategi yang efektif sangat mungkin untuk bervariasi dari situasi satu ke situasi lainnya. Seorang pemimpin yang mampu menyesuaikan kepemimpinannya sesuai dengan faktor kontingensi yang berlaku akan mampu meningkatkan motivasi karyawannya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja adalah Faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). (Mangkunegara 2007:67)

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita, artinya karyawan yang memiliki IQ yang rata-rata (IQ 110-120) dengan memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan oleh karena itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (Attitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal. (Sikap mental yang siap secara psikofik) artinya, seorang karyawan harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan dalam mencapai situasi kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor intrinsik yaitu personal individu dan faktor ekstrinsik yaitu kepemimpinan, sistem, tim, situasional, dan konflik. Dalam (Sjafri 2007:155) .Uraian rincian faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
  • Faktor Personal/individual, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu karyawan.
  • Faktor Kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan tem leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja kepada karyawan.
  • Faktor Tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.
  • Sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi.
  • Faktor Situasional, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.
  • Konflik, meliputi konflik dalam diri individu/konflik peran, konflik antar individu, konflik antar kelompok/organisasi

Bernardin dan Russel (dalam Ruky, 2002) memberikan pengertian atau kinerja sebagai berikut : “performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during time period. Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu.Pengertian kinerja lainnya dikemukakan oleh Payaman Simanjuntak (2005) yang mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.

Baca juga: Apa Pengertian Kepemimpinan Demokratis?

Dessler (2009) berpendapat : Kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan lainnya.Berdasarkan beberapa pendapat tentang kinerja dan prestasi kerja dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja maupun prestasi kerja mengandung substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang.

Dengan demikian bahwa kinerja maupun prestasi kerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinrja perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik.

Sekian pembahasan kali ini, Semoga artikel yang sedikit ini memberikan informasi yang bermanfaat untuk Anda. Jika ada kekurangan saya mohon maaf jika berkenan mau menambahi atau ingin berbagi dengan pengujung yang lain silahkan berkomentar di bawah ini Terimakasih salam sukses untuk kita semua.

Jika Bermanfaat Ayo Bagikan pengalaman Anda Juga di Sini. Terimakasih Salam Sukses :)
EmoticonEmoticon

IBX5B3511E25E8EF